Atap ruang kelas II SDN Muneng Kidul ambruk mengakibatkan siswa harus belajar di luar kelas. Bahkan, kelas darurat itu ada yang didirikan di teras toilet dan depan ruang UKS. Tak hanya itu, ruang lain, yakni kelas I dan III bagian langit langitnya juga tampak rapuh dan beberapa sudah rontok.
Kepala SDN MunengKidul, Heru Prasetyo mengatakan atap ruang kelas II ambruk karena termakan usia. Tanda tanda atap ruang kelas II akan roboh mulai muncul sekira 8 bulan lalu. "Gedung SDN MunengKidul dibangun pada 2007.
Saya tak tahu pasti gedung kelas pernah direhabilitasi atau tidak. Saya menjabat jadi kepala sekolah baru 15 bulan. Pada 11 Februari 2022, atap ruang kelas II ambruk," katanya, Senin (7/3). Lebih lanjut, Heru menjelaskan, ruang kelas II dikosongkan semenjak tanda atap akan roboh terlihat 8 bulan lalu.
Begitu pula dengan ruang kelas I dan III. Kebijakan rotasi hingga membentuk kelas darurat akhirnya diberlakukan. "Siswa kelas IV belajar di musala sekolah, sedang kelas V VI belajar di luar kelas.
Kelas V di teras toilet dan kelas VI di depan ruang UKS. Siswa I, II, dan III menempati ruang kelas yang ada," jelasnya. Heru menambahkan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo ihwal rehabilitasi ruang kelas.
"Secepatnya rehabilitasi ruang kelas akan realisasikan," terangnya. Seorang siswa kelas VI, Novi Dwi Hidayati mengungkapkan ia sering tidak fokus belajar karena gerah akibat cuaca terik. Ia berharap agar pemerintah setempat lekas melakukan rehabilitasi ruang kelas yang ambruk serta kondisinya memprihatinkan.
"Belajar di luar ruangan panas, kalau hujan kecipratan air. Sangat tidak nyaman. Semoga perbaikan ruang kelas segera dilakukan," pungkasnya. (nen)