Jejaring sosial China TikTok memblokir akun kantor berita Rusia RIA Novosti pada Jumat malam dan menghapus alamat video Kepala Republik Rakyat Donetsk (DPR), Denis Pushilin yang memproklamirkan diri 'merdeka dari Ukraina' terkait upaya pengevakuasian warganya. Insiden itu terjadi selama liputan media papan atas Rusia tersebut tentang peristiwa di DPR dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) yang memproklamirkan diri di Ukraina timur. Termasuk evakuasi penduduk dua wilayah itu ke Rusia, saat pihak berwenang setempat melaporkan terjadinya penembakan berkelanjutan di Donbass yang dimulai pada Kamis pagi, dan diduga melanggar perjanjian gencatan senjata Minsk.
Dikutip dari laman Sputnik News, Sabtu (19/2/2022), sebuah video Pushilin yang meminta warga DPR untuk mengungsi ke Wilayah Rostov Rusia dan menekankan perlunya perempuan, anak anak serta orang tua untuk dievakuasi karena meningkatnya ketegangan di Donbass, telah dihapus dari TikTok sekitar pukul 22.10 GMT. Video tersebut telah dilihat oleh lebih dari 1,2 juta orang sebelum akhirnya dihapus. Dalam video itu, Pushilin mengatakan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dapat segera memerintahkan militernya untuk melancarkan serangan besar besaran di Donbass, demi melaksanakan rencana menyerbu wilayah DPR dan LPR.
Namun tidak lama setelah video itu diterbitkan, Manajer Media Sosial RIA Novosti menerima pemberitahuan bahwa akun yang menayangkan video tersebut telah diblokir, dengan peringatan berbunyi 'Akun anda diblokir secara permanen karena beberapa pelanggaran Pedoman Komunitas kami'. Sementara itu, alamat video serupa yang berisi video Kepala LPR, Leonid Pasechnik, dengan lebih dari 1,9 juta tampilan, tetap berada di channel itu dan masih tersedia untuk ditonton oleh para pengguna. Kendati demikian, tidak dapat lagi menerbitkan video baru.
RIA Novosti menganggap tindakan TikTok tidak dapat diterima dan mengajukan banding ke pengawas media Roskomnadzor dengan penyelidikan tentang validitas keputusan Tiktok untuk memblokir akun kantor berita terkemuka Rusia itu. Menurut data terbaru, sekitar 25.000 orang melintasi perbatasan Rusia dari LPR pada Sabtu pagi. Sedangkan 10.000 orang lainnya membentuk kolom pengungsi yang terorganisir.
Sejak Sabtu pagi waktu setempat pemerintah DPR juga berencana menyelenggarakan evakuasi warga ke Rusia menggunakan kereta api.